PENYULUH PERIKANAN KABUPATEN TEMANGGUNG MEMFASILITASI KEGIATAN SOSIALISASI PENERAPAN IPTEK MODEL YUMINA-BUMINA





              
            Temanggung (11/8/2015), Penyuluh Perikanan Temanggung bekerjasama dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung beserta Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar (Balitkanwar) Bogor menyelenggarakan Kegiatan Sosialisasi Penerapan Iptek Model Yumina-Bumina yang bertempat di Aula Balai Benih Ikan (BBI) Munseng - Temanggung.  
Kepala Balitkanwar yaitu  Dr. Ir. Anang Hari Kristanto, M.Sc terjun langsung sebagai narasumber  kegiatan sosialisasi yang dihadiri oleh peserta dari Pokdakan Mina Raharjo  Kelurahan  Kertosari, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung.  Sebagian Areal  Perkolaman  Pokdakan Mina Raharjo dijadikan Tempat Percontohan karena sangat potensial untuk pengembangan Teknologi  ini .

                Budidaya Yumina-Bumina adalah suatu teknologi budidaya ramah lingkungan yang berbasis pada ketahanan pangan. Secara sederhana, Yumina-Bumina merupakan singkatan atau istilah populer untuk kegiatan budidaya yang memadukan antara sayuran dengan ikan (Yumina: Yu = sayuran, mina = ikan) dan buah dengan ikan (Bumina: bu = buah; mina = ikan). Adapun yang dimaksud dengan sayuran dalam konteks Yumina yaitu tanaman yang menghasilkan batang dan/atau daun yang dapat dijadikan sayur (contohnya: kangkung, pakcoi, slada, kailan dan lain-lain), sedangkan buah dalam konteks Bumina yaitu  jenis tanaman semusim yang dapat menghasilkan buah (contohnya: cabe, tomat, terong, dan lain-lain).



 
                                 Kolam Percontohan Teknologi Yumina-Bumina Pokdakan Mina Raharjo


Budidaya Yumina-Bumina merupakan pengembangan dari teknologi Akuaponik yaitu suatu sistem budidaya yang mengusung prinsip hemat lahan dan air dengan memadukan antara budidaya ikan (Akuakultur) dan budidaya tanaman tanpa tanah (Hidroponik). Sejak tahun 2005, teknik budidaya dengan sistim Akuaponik ini mulai dikembangkan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar – Bogor, yaitu salah satu UPT dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang mengemban tugas untuk mengembangkan teknologi perikanan budidaya ikan air tawar.
Alasan utama dikembangkannya teknologi budidaya Yumina-Bumina di Indonesia menurut Dr. Ir Anang  ialah adanya kenyataan yang cukup memprihatinkan bahwa saat ini dan di waktu yang akan datang, luas lahan serta ketersediaan air untuk kegiatan budidaya perikanan akan semakin berkurang karena harus bersaing  dengan aktifitas lain seperti kebutuhan rumah tangga, perumahan, perhotelan, rumah sakit dan industri. Dalam kondisi seperti ini, agar kegiatan budidaya tetap eksis dan produktif maka harus dicari suatu teknologi budidaya yang dapat dilakukan tanpa memerlukan lahan yang luas dengan pemakaian air yang seminimal mungkin.
Masih menurut Dr. Ir Anang, dari hasil serangkaian penelitian dan pengembangan di lapangan ditemukan beberapa keunggulan dari budidaya Yumna-Bumina, antara lain:
-            Hemat lahan, karena budidaya Yumina-Bumina dapat dilakukan pada pekarangan yang sempit dan tidak beraturan, bahkan pada dinding bangunan dan atap rumah atau gedung sekalipun.
-            Dapat menghemat air hingga 700%, karena selama siklus budidaya tidak dilakukan pergantian air. Penambahan air hanya dilakukan untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan,
-            Kualitas air kolam menjadi lebih baik dan stabil karena selalu terpurifikasi oleh media tanam dan tanaman yang juga berfungsi sebagai filter biologis. Dari hasil penelitian dilaporkan bahwa penyerapan total N (TN) sebesar 40,32% dan total P (TP) 63,87% (Zhou et al., 2005), dan penyerapan  TN dan TP masing-masing 41,5% dan 75,5% Bahkan mampu mereduksi amoniak hingga 90%.
-            Zero waste, karena limbah budidaya perikanan seperti sisa pakan dan kotoran ikan secara optimal akan dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi oleh tanaman sehingga lebih ramah lingkungan.
-            Diversifikasi produk, dimana dalam satu siklus budidaya dapat diperoleh hasil berupa ikan serta sayuran dan buah-buahan.
-            Sayur dan buah-buahan yang dihasilkan lebih sehat karena tidak menggunakan pupuk anorganik maupun pestisida sehingga dapat dikatagorikan sebagai sayuran atau buah organik
-            Dapat dilakukan dengan berbagai skala usaha, mulai dari skala mikro, kecil, menengah bahkan sampai skala industri dan dapat diterapkan pada berbagai daerah mulai dari pesisir hingga pegunungan (ketinggian 7 1000 m dpl)
-            Pembuatan dan perawatan budidaya Yumina-Bumina sangat mudah dan murah sehingga dapat dikerjakan oleh wanita maupun ibu rumah tangga.
-            Sebagai sumber makanan yang mudah, murah, dekat dan sehat untuk mencukupi kebutuhan vitamin, mineral, serat dan protein bagi keluarga.
-            Memiliki nilai estetika yang tinggi sehingga dapat berfungsi juga sebagai taman di pekarangan rumah.
-            Secara ekonomis lebih menguntungkan dibanding sistim budidaya konvensional
Kabupaten Temanggung  yang spesifik lokasinya  mengandalkan tembakau sebagai primadona membuat lahan non tembakau makin sempit. Dengan pengenalan teknologi  ini diharapkan mampu menjawab tantangan tersebut sekaligus mencukupi kebutuhan masyarakat akan gizi baik yang berasal dari hewani maupun nabati, selain itu teknologi ini bisa memunculkan peluang baru di bidang agribisnis  dalam rangka membangkitkan ekonomi masyarakat khususnya petani, pelaku utama, dan pelaku usaha perikanan di Kabupaten Temanggung.

No comments:

Post a Comment

 

Most Reading

D'Joe Pretz. Powered by Blogger.