Terdapat berbagai tipe garam yang dapat digunakan untuk penggaraman pada proses ikan fermentasi, yaitu garam yang diproses melalui penguapan air laut dengan sinar matahari (solar salt), garam tambang (mined salt), dan garam yang diproses dengan menguapkan larutan dari deposit garam (evaporated salt).
Solar salt
yang banyak digunakan pada pengolahan produk perikanan ternyata
mengandung jumlah mikroorganisme yang paling besar. Bakteri yang paling
banyak digunakan pada pengolahan produk perikanan ternyata mengandung
jumlah mikroorganismenyang paling besar. Bakteri yang paing banyak
ditemukan pada solar salt adalah tipe bacillus (75%), sedangkan yang lain adalah Micrococcus dan Sarcina.
Organisme paling penting penyebab pembusukan yang terdapat pada solar
salt, yaitu bakteri halofilik merah. Perubahan-perubahan degradatif yang
terjadi selama fermentasi tidak menyebabkan perubahan secara signifikan
pada asam amino, khususnya asam amino esensial.
Efek pengawetan utama dari garam adalah pengurangan air dari produk
melalui tekanan osmotik. Keadaan protein tergantung kadar garam. Umumnya
kelarutan protein semakin meningkat dengan semakin tingginya kandungan
garamnya sampai konsentrasi tertentu. Di atas konsentrasi garam
tersebut, kelarutannya menurun, terutama diakibatkan presipitasi ( misal
: hujan/embun/salju/hujan es). Kelarutan protein juga menurunkan fungsi
pH. Umumnya kelarutan tertinggi pada kisaran pH 7-9 dan cepat menurun
diantara pH 5 dan pH 6. Pencemar berupa ion kalsium, magnesium, dan
sulfur pada garam cenderung memberikan rasa pahit, menghasilkan tekstur
lebih keras, dan warna lebih terang.
Fungsi garam dalam proses fermentasi sangat penting yaitu menghambat
bakteri pembusuk pada ikan. Aktivitas antibakteri garam disebabkan oleh
kemampuannya untuk menurunkan ketersediaan air bebas. Garam dapat
menyebabkan penurunan osmotik sehingga keseimbangan osmotik dalam sel
bakteri terganggu. Adapun jumlah garam sekitar 7% mampu menghambat
pertumbuhan bakteri pembusuk. Bakteri yang tumbuh baik pada konsentrasi
garam tinggi sensitif terhadap asam dan sebaliknya. Oleh karena itu,
kombinasi konsentrasi garam tinggi dan pH rendah dapat berfungsi sebagai
pengawet.
Kemurnian garam yang digunakan pada proses fermentasi berpengaruh
terhadap sifat fisik dari produk yang dihasilkan. Pencemar yang ada pada
garam komersial yaitu garam-garam kalsium, magnesium, senyawa-senyawa
sulfat, dan bahan organik. Pencemar tersebut dapat menghambat penetrasi
garam ke dalam daging ikan. Pencemar garam lain adalah senyawa tembaga
(copper) yang dapat mengubah warna permukaan produk dari putih menjadi
coklat. Garam-garam kalsium dan magnesium berpengaruh terhadap warna dan
kekompakan produk. Garam ikan yang digarami dengan NaCl murni menjadi
lunak, lembut, dan warnanya kuning muda atau krem.
Sumber :
1. Wheaton, FW. and Lawson,W.1985. Processing Aquatic Food Product. New York:John Wiley&Sons,Inc.
2. Essuman, K.M. 1992. Fermented Fish in Africa (FAO Fisheries Technical Paper 329). Roma: FAO of The United Nation
3. Tressler,D.K dan Lemob, J.Me.W.1960.Marine Product Of Commerse. New York: Rainhold
No comments:
Post a Comment